Android ( /ˈæn.drɔɪd/;
AN-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux
yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet.[11] Android awalnya dikembangkan
oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.[12] Sistem operasi ini dirilis
secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open
Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras,
perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar
terbuka perangkat seluler.[13] Ponsel Android pertama mulai dijual pada
bulan Oktober 2008.[14]
Android adalah sistem operasi
dengan sumber terbuka,
dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache.[11] Kode dengan sumber terbuka dan
lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator
nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar
komunitas pengembang aplikasi (apps)
yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi
kustomisasi bahasa pemrograman Java.[15] Pada bulan Oktober 2012, ada
sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta
aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko
aplikasi utama Android.[16][17] Sebuah survey pada bulan
April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para
pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler.[18]
Faktor-faktor di atas telah
memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android, menjadikannya sebagai
sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia,[19] mengalahkan Symbian pada tahun 2010.[20] Android juga menjadi pilihan
bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah,
bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus
mengembangkannya dari awal.[21] Akibatnya, meskipun pada awalnya
sistem operasi ini dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet, Android
juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera digital, dan perangkat elektronik
lainnya. Sifat Android yang terbuka telah mendorong munculnya sejumlah besar
komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai
dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi
pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan Android pada perangkat yang secara
resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.[22]
Android menguasai pangsa pasar
telepon pintar global, yang dipimpin oleh produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan
Maret 2013.[23] Pada Juli 2013, terdapat 11.868
perangkat Android berbeda dengan beragam versi.[24] Keberhasilan sistem operasi ini
juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang
telepon pintar" antar perusahaan-perusahaan teknologi.[25][26] Hingga bulan Mei 2013, total 900
juta perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar
aplikasi telah dipasang dari Google Play.[27][28]
SEJARAH
Android, Inc. didirikan di Palo Alto,
California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin (pendiri Danger),[29] Rich
Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.),[30] Nick Sears[31] (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain
dan pengembangan antarmuka WebTV)[12] untuk mengembangkan
"perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi
penggunanya".[12] Tujuan awal pengembangan Android
adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan
bagi kamera digital,
namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar,
dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk
menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis pada saat itu).[32] Meskipun para pengembang Android
adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. dioperasikan
secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan
sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler.[12] Masih pada tahun yang sama,
Rubin kehabisan uang. Steve
Perlman, seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan
menolak tawaran saham di perusahaan.[33]
Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus
2005, menjadikannya sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh
Google. Pendiri Android Inc. seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di
perusahaan setelah diakuisisi oleh Google.[12] Setelah itu, tidak banyak yang
diketahui tentang perkembangan Android Inc., namun banyak anggapan yang
menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki pasar telepon seluler dengan
tindakannya ini.[12] Di Google, tim yang dipimpin
oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux. Google memasarkan platform
tersebut kepada produsen perangkat seluler dan operator nirkabel, dengan janji bahwa
mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa diperbarui. Google telah
memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras, serta
mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka bagi
siapapun yang ingin berpartisipasi.[34][35][36]
Spekulasi tentang niat Google
untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang hingga bulan Desember
2006.[37] BBC
dan Wall Street Journal
melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler.
Berbagai media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google sedang
mengembangkan perangkat seluler dengan merek Google. Beberapa di antaranya
berspekulasi bahwa Google telah menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk
produsen telepon seluler dan operator jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek
melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang
telepon seluler.[38][39]
Pada tanggal 5 November 2007, Open
Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan
teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler seperti HTC,
Sony
dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA sendiri bertujuan
untuk mengembangkan standar
terbuka bagi perangkat seluler.[13] Saat itu, Android diresmikan
sebagai produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan
kernel Linux versi 2.6.[13] Telepon seluler komersial
pertama yang menggunakan sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober
2008.[40]
Sejak tahun 2008, Android secara
bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk meningkatkan kinerja sistem
operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki bug
yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan
secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan
bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang kemudian diikuti oleh
versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 4.4 KitKat.[41] Pada tahun 2010, Google merilis
seri Nexus;
perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang
diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG,
dan Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar
Nexus pertama, yakni Nexus
One.[42] Seri ini telah diperbarui dengan
perangkat yang lebih baru, misalnya telepon pintar Nexus 4
dan tablet Nexus
10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung.
Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan
blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan
proyek-proyek baru di Google.[43] Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat
sebagai kepala divisi Google Chrome yang mengembangkan Chrome OS.[44]
Kelebihan kelibihannya
1. Layar
yang lebih besar
Salah
satu hal yang menjadi pembeda antara Android dan iPhone adalah pihak yang
mengembangkan perangkat. Hanya Apple sendiri yang mengembangkan iPhone,
sedangkan Android tampak seperti proyek "keroyokan" semua vendor.
Hal
tersebut tentu mendatangkan keuntungan bagi Android dari sisi desain perangkat.
Dengan begitu banyaknya vendor yang mengembangkan perangkat berbasis Android,
akan semakin banyak pula model-model ponsel Android yang dilahirkan.
Ponsel-ponsel
ini pun akhirnya hadir dalam berbagai ukuran layar. Ponsel berbasis Android
memiliki ukuran layar yang variatif, antara 3 inci hingga 7 inci. Sebagian
besar perangkat Android sudah dirilis dengan bentang layar lebih dari 4 inci.
Sementara
itu, iPhone hingga saat ini hanya memiliki dua ukuran layar, yaitu 3,5 inci
(iPhone generasi pertama hingga 4S) dan 4 inci (iPhone 5).
Untuk
urusan layar, Android memang bisa menyombongkan diri dengan mengatakan,
"Perangkat-perangkat kami memiliki layar dengan ukuran lebih besar dari
iPhone".
2. Dukungan
terhadap kartu SD
Hanya
ada empat kapasitas yang tersedia untuk perangkat iPhone, yaitu 8, 16, 32, dan
64 GB. Keempat kapasitas tersebut adalah harga mati karena iPhone tidak
menyediakan slot kartu SD. Artinya, pengguna tidak bisa menambahkan kartu memori
untuk memperluas kapasitasnya.
Berbeda
dari iPhone, mayoritas perangkat berbasis Android sudah dilengkapi dengan
dukungan kartu memori ini. Misalnya, apabila kapasitas media internal sebuah
perangkat sebesar 64 GB dan ia mendukung kartu memori 64 GB, produk tersebut
secara total memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 128 GB.
3. Bisa
ganti baterai
Desain
unibody iPhone memang keren. Namun, desain ini membuat komponen
baterai tidak bisa dibongkar pasang. Artinya, apabila ada kerusakan atau
baterai mulai "bocor", pengguna tidak bisa mengganti sendiri komponen
tersebut.
Sebagian
besar produk Android dilengkapi dengan kemampuan untuk menukar baterai. Ya,
memang ada beberapa perangkat yang tidak bisa ditukar baterainya karena
menggunakan desain unibody. Namun, desain tersebut hanya dimiliki oleh
sebagian kecil perangkat.
4. Kustomisasi
layar dengan widget, aplikasi, dan wallpaper
animasi
iOS,
sistem operasi yang digunakan di perangkat iPhone, telah memiliki pakemnya
sendiri. Pengguna tidak bisa mengutak-atik layar home dengan menambahkan shortcut
aplikasi di bagian tersebut. Pengguna juga tidak bisa memasukkan wallpaper
bergerak alias animasi.
Sementara
pengguna Android memiliki lebih banyak kebebasan untuk melakukan kustomisasi.
Pengguna bisa menambahkan widget, semacam shortcut yang
memungkinkan pengguna untuk menggunakan fitur dari sebuah aplikasi tanpa harus
membukanya, di layar home. Ia juga mendukung wallpaper dalam bentuk
animasi dan layar home bisa ditambahkan dengan berbagai shortcut
aplikasi.
5. Aplikasi
peta digital yang lebih baik
Tidak
bisa dipungkiri, aplikasi Google Maps jauh lebih baik dibandingkan Apple Maps.
Google Maps dapat menampilkan data yang lebih akurat dibandingkan aplikasi peta
buatan Apple ini.
Memang
para pengguna iPhone bisa mengunduh aplikasi Google Maps melalui App Store.
Namun, pengguna Android sudah langsung menikmati aplikasi tersebut, tanpa harus
mengunduhnya terlebih dahulu.
6. Android
menggunakan charger USB standar
iPhone
5 hadir dengan port charger yang berbeda dari generasi pendahulunya,
dari 30 pin menjadi hanya 8 pin. Hal ini akan merepotkan orang yang memiliki
berbagai perangkat mobile Apple. Bayangkan, bagaimana jika pengguna
ini membawa iPhone generasi lama, iPad generasi 2, dan juga iPhone 5. Tentunya,
ia harus membawa dua jenis charger sekaligus.
Hal
tersebut berbeda dari pengguna Android. Rata-rata, jenis charger yang
digunakan sama, yaitu micro USB. Pengguna hanya perlu membawa satu jenis charger
untuk mengisi daya berbagai jenis ponsel.
7. Sinkronisasi data Google yang sangat mudah
7. Sinkronisasi data Google yang sangat mudah
Para
pengguna Android cukup memasukkan akun Google mereka ke ponsel dan secara
otomatis semua aplikasi Google akan melakukan sinkronisasi. Ponsel secara
otomatis akan mengunduh inbox di Gmail, data bookmark secara langsung berpindah
ke Chrome di ponsel, dan masih banyak lagi kemudahan lainnya.
http://tekno.kompas.com/read/2013/08/12/1111068/7.Kelebihan.Android.Vs.iPhone
http://id.wikipedia.org/wiki/Android_%28sistem_operasi%29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar