Selasa, 15 April 2014

KEPEMIMPINANA

                                                     KEPEMIMPINANA
1.     PENGENALAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Organisasi dalam bentuk apapun pasti memerlukan seseorang untuk menempati posisi sebagai pimpinan / pemimpin (leader). Menurut Hadari Nawawi (Kepemimpinan yang Efektif, 9)Pemimpin (leader)adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan / kecerdasan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Menurut Stephen P. Robbins (Perilaku Organisasi, 40) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan
Kepimpinan ialah perkataan terbitan daripada “pimpin”. Pimpin berarti bimbing, pandu atau tunjuk. Memimpin diberi arti sebagai memegang tangan dan membawa berjalan menuju kesesuatu tempat. Kepimpinan membawa erti “keupayaaan memimpin” dan kepemimpinan pula “keupayaan sebagai pemimpin, daya seseorang pemimpin” (Kamus Dewan 1994).
Kepimpinan ialah tingkah laku yang mempunyai keupayaan mengubah haluan sesuatu organisasi. Kepimpinan perlu memilih kriteria-kriteria tertentu dalam usaha mencapai objektif organisasi. Mereka boleh memantau orang bawahan agar mengikut kriteria yang dipilih untuk tujuan pembangunan dan kejayaan di samping dapat mempertahankan corak kerja berpasukan yang erat (Cartwright dan Zender 1960) dan (Halpin 1960).
Kepimpinan merupakan satu subjek yang menarik kepadasemua golongan masyarakat. Kepimpinan memberi gambaran individu yang berkuasa dan dinamik, yang memerintah tentera atau mengarah empayar korporat. Sejarah manusia penuh dengan pemimpin tentera, politik, agama dan sosial. Perjuangan pemimpin yang berani dan bijaksana menjadi intipati legenda dan mitos.

A.    FUNGSI
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan kelompok/organisasi, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi social kelompok. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu :
1.     Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan merngarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2.     Dimensi yang berkenaan dengan dukungan atau keterlibatan orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan pemimpin. Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan , yaitu :
1.      Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah . Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menetukan apa(isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah) , bilamana (waktu memulai,melaksanakan, dan melaporkan hasilnya) dan dimana(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
2.      Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkomunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukannya secara terbatas hanya
dengan orang-orang tertentu saja , yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
3.      Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah , tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpin. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpatisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi/ jabatan masing-masing
4.      Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melaui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilahmilah tugas pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya memberi kepercayaan . Pemimpin harus bersedia dan dapat mempercayai orang-orang lain , sesuai dengan posisi/ jabatan nya, apabila diberi/ memdapat pelimpahan wewenang .
5.      Fungsi Pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah , meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbinga, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.

B.     GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepimpinan merupakan cara seseorang pemimpin menggunakan kuasa yang dimiliki sebagai alat untuk mempengaruhi pekerja supaya bekerja kuat untuk mencapai objektif organisasi. Pada dasarnya stail kepimpinan dapat dibahagikan kepada empat jenis seperti yang dijelaskan oleh Blake & Mouton (1964) iaitu:
1.      Kepimpinan Autokratik
Seseorang pemimpin yang autokratik adalah mementingkan pelaksanaan tugas. Dia memimpin dengan menggunakan sumber kuasa formal. Pemimpin yang mengamalkan stail ini akan membuat keputusan yang berkaitan dengan tugas, mengeluarkan arahan dan memastikan arahan itu dipatuhi. Contoh kepimipnan seperti ini boleh dilihat di dalam industri.
2.      Kepimpinan Berperikemanusiaan
Kepimpinan yang berperikemanusiaan menunjukkan minat yang lebih terhadap kakitangannya. Dia mementingkan suasana kerja yang baik, dipupuk melalui jalinan persahabatan yang mesra di kalangan semua kakitangan. Konflik cuba dihindarkan dengan menganjurkan permuafakatan.
3.      Kepimpinan Demokrasi
Stail kepimpinan demokratik dikenali juga sebagai pemimpin yang mengalakkan kesemua kakitangannya melibatkan diri dalam organisasinya. Peluang diberi kepada setiap ahli organisasi untuk memberikan pendapat atau pandangan sebelum sesuatu keputusan diambil.
4.      Kepimpinan Laissez-Faire (kebebasan)
Pemimpin yang mengamalkan stail kepimpinan laissez-faire, tidak begitu berminat dengan urusan yang diamanahkan kepadanya. Beliau biasanya tidak peduli mengenai kerja digunakan. Pemimpin jenis ini akan membiarkan semua keputusan dibuat oleh orang bawahannya. Gaya kepimpinan yang agung sekali ialah seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. yang diakui oleh seluruh umat sama ada Islam atau bukan Islam. Seorang ahli sejarah dan astronomi bernama Michael Hart telah menulis bahawa orang yang sangat berpengaruh di antara jutaan orang yang lahir iaitu Muhammad pemimpin Islam; sebab dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang berjaya gilang-gemilang dalam dua bidang sekali gus, iaitu kehidupan agama dan melaksanakan pengurusan umat di dunia (Newsweek 1978). Sila rujuk LAMPIRAN
2.     Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
A.      Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
B.      Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
C.      Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.
3.     APLIKASI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
A.    KEPEMIMPINAN, ORGANISASI, DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN
Ada tiga jenis perubahan yaitu perubahan rutin, perubahan pengembangan, dan inovasi. Mengelola perubahan adalah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satu diantaranya adalah kemampuannya dalam mengelola perubahan. Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin, akan selalu dihadapkan pada perubahan-perubahan, sehingga pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pemimpin yang kuat bahkan mampu mempelopori perubahan lingkungan. Ada empat tahap yang harus dilakukan agar pemimpin dapat mengelola perubahan lingkungan. Tahap-tahap tersebut adalah pertama, mengidentifikasi perubahan; Kedua, Menilai posisi organisasi; Ketiga, Merencanakan dan melaksanakan perubahan; dan Keempat, Melakukan evaluasi. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka keempat langkah tersebut perlu dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan.
B.     KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI
Tugas utama seorang pemimpin adalah mengajak orang untuk menyumbangkan bakatnya secara senang hati dan bersemangat untuk kepentingan organisasi. Dengan demikian pemimpin atau manajer harus mengarahkan perilaku para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Para pemimpin perlu membentuk, mengelola, meningkatkan, dan mengubah budaya kerja organisasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer perlu menggunakan kemampuannya dalam membaca kondisi lingkungan organisasi, menetapkan strategi organisasi, memilih teknologi yang tepat, menetapkan struktur organisasi yang sesuai, sistem imbalan dan hukuman, sistem pengelolaan sumberdaya manusia, sistem dan prosedur kerja, dan komunikasi serta motivasi.
Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang jelas dan langkah yang strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas, menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai, menetapkan sistem imbalan yang adil, menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan, mengurangi permainan politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui pengembangan nilai-nilai inti.
C.     KEPEMIMPINAN DAN INOVASI
Inovasi berbeda dengan kreativitas. Kreativitas lebih berfokus pada penciptaan ide sedangkan inovasi berfokus pada bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses mewujudkan ide, maka diperlukan dukungan dari faktor-faktor organisasional dan leaderships.
Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan dengan pembahasan tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum orang-orang kreatif, belajar atau bakat, motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan pengetahuan, kreativitas radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi.
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.

SUMBER
Ebook gaya kepemimpinan
Ebook leadership kepemimpinan